Permasalahan dan Hambatan Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19

ARTIKEL COVID KEGIATAN KEGIATAN KURIKULUM KEGIATAN SEKOLAH VOKASI

Pendidikan merupakan keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku yang bernilai positif. Hal itu untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba di hadapan Sang pencipta. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan, bahkan tuntutan akan pentingnya pendidikan semakin besar mengingat arus perkembangan dunia yang semakin cepat. Pendidikan juga diartikan sebagai proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan (Bisri, 2013). Menurut Azra, pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien (Azra, 2000).

Adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia, berdampak pada berbagai aspek kehidupan salah satunya pendidikan. Maka lembaga pendidikan mengharuskan menjalankan proses kegiatan pembelajaran secara jarak jauh, yakni siswa belajar dan guru mengajar harus tetap berjalan meskipun peserta didik berada di rumah. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah sebuah metode pembelajaran baru dalam kondisi pandemi ini yang belum memungkinkan untuk dilaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Puluhan negara menutup aktivitas sekolah guna mengurangi penyebaran Covid-19 termasuk Indonesia. Menteri Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19) maka kegaiatan belajar dilakukan secara daring (online) dalam rangka pencegahan penyebaran coronavirus disease (Covid-19) (Pendidikan, 2020). Hal Ini sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Berbagai inisiatif dilakukan untuk memastikan kegiatan belajar tetap berlangsung meskipun tidak adanya sesi tatap muka langsung. Teknologi, lebih spesifiknya internet, ponsel pintar, dan laptop sekarang digunakan secara luas untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran selama pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan yang luar biasa, seolah seluruh jenjang pendidikan seperti ‘dipaksa’ bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba untuk melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena belum sepenuhnya siap. Problematika dunia pendidikan yaitu belum seragamnya proses pembelajaran, baik standar maupun kualitas capaian pembelajaran yang diinginkan. Dampaknya akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis (mental). Maka dari itu, pemikiran yang positif, kreatif dan inovatif dapat membantu mengatasi berbagai problematika dalam proses pembelajaran jarak jauh dengan menerapkan media pembelajaran daring yang menyenangkan, sehingga menghasilkan capaian pembelajaran yang tetap berkualitas. pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media daring mengharapkan siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan maksimal (Jaelani dkk, 2020).

Kegiatan belajar mengajar di Indonesia saat ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan pembelajaran yang awalnya dilakukan secara bertatap muka dan berlangsung di sekolah kini berubah menjadi pembelajaran di rumah saja melalui daring. Kegiatan belajar melalui daring tersebut tentunya disesuaikan dengan kemampuan tiap sekolah dan peserta didik. Banyak sebagian pihak guru melakukan kegiatan belajar mengajar melalui aplikasi zoom, google classroom, video converence, Whatsapp grup dan lainnya. Namun ada pula guru-guru yang tetap melakukan kegiatan belajar mengajar secara langsung dengan cara membagi kelompok-kelompok kecil diantara peserta didik dan dilakukan dengan cara digilir antar kelompok. Kegiatan belajar mengajar ini dilakukan karena berbagai faktor antara lain karena keadaan ekonomi dari para wali murid yang kesusahan untuk memfasilitasi smartphone pada anaknya, kendala dari jaringan internet yang kurang memadai di daerah peserta didik, dan lain sebagainya (Dewi, 2020). Adanya kegiatan pembelajaran secara daring ini juga menuntut kreatifitas para guru untuk memanfaatkan media belajar alternatif selama peserta didik belajar di rumah. Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat dan semangat peserta didik saat mengikutin pembelajaran. Media network pembelajaran jarak jauh dengan penerapan metode pemberian tugas secara daring bagi para peserta didik melalui whatsapp grup dipandang efektif dalam kondisi darurat karena adanya virus corona seperti sekarang ini.

Banyak guru mengimplementasikan dengan cara-cara beragam belajar di rumah, dari perbedaan belajar itu basisnya tetap pembelajaran secara daring. Ada yang menggunakan konsep ceramah online, ada yang tetap mengajar di kelas seperti biasa tetapi divideokan kemudian dikirim ke aplikasi whatsapp peserta didik, ada juga yang memanfaatkan kontenkonten gratis dari berbagai sumber. Belajar dirumah tidak menjadi masalah karena pembelajaran bisa dilakukan kapan dan dimana saja, apalagi sudah ada didukung dengan sistem daring. Jadi proses pembelajaran bisa terjadi di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Oleh karena itu semua bisa berjalan dengan baik, dengan dukungan fasilitas seperti internet.

Hambatan Utama bagi Pelajar, Orang Tua dan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh

Murid perlu waktu untuk beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka. Untuk anak usia kelas 1-3 masih dibutuhkan bantuan orang tua untuk mendampingi pembelajaran di rumah, minimal untuk mempersiapkan teknologi sebelum dan sesudah pembelajaran online berlangsung sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran online. Dengan demikian dukungan dan kerjasama orang tua demi keberhasilan pembelajaran sangat dibutuhkan.

Adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internet dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Kendala selanjutnya yang dirasakan orang tua yaitu mereka harus meluangkan lebih ekstra waktu kepada anak anak mendampingi belajar online, mereka harus membagi waktu lagi untuk mendampingi anak-anaknya dalam belajar online, untuk mendampingi anak-anak dalam belajar online tentunya akan berpengaruh pada aktivitas pekerjaan rutin sehari-hari yang akan menjadi berkurang, terkadang para orang tua juga ikut belajar bersama anak-anaknya dan ikut membantu mengerjakan tugas bersama-anak anaknya. Pembelajaran online juga memaksa para orang tua harus menggunakan teknologi, sehingga suka tidak suka dan mau tidak mau harus belajar dan siap mengajar melalui jarak jauh dengan menggunakan teknologi. Orang tua harus menyiapkan alat dan sistem pembelajaran jarak jauh dan melakukan bimbingan kepada anak – anak agar bisa menggunakan teknologi moderen dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas anaknya.

Tidak semua mahir menggunakan teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran, beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu menggunakan perangkat atau fasilitas untuk penunjang kegiatan pembelajaran online dan perlu pendampingan dan pelatihan terlebih dahulu. Jadi, dukungan dan kerjasama orang tua demi keberhasilan pembelajaran sangat dibutuhkan. Komunikasi guru dan sekolah dengan orang tua harus terjalin dengan lancar. Kendala yang dihadapi para guru adalah adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internetvdan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran guru. Kompetensi guru dalam memanfaatkan teknologi dan menguasai teknologi untuk pembelajaran dituntut untuk meningkat dengan cepat untuk merespon online Home Learning. Komunikasi guru dan sekolah dengan orang tua harus terjalin dengan lancar. Artinya, ada pengeluaran tambahan biaya yang harus dibayar oleh guru baik berupa material maupun nonmaterial. Misalnya pulsa telpon, pulsa untuk akses internet, dan terutama waktu.

Dalam dunia pendidikan, internet dapat dijadikan sebuah pembelajaran. Pembelajaran ini berupa e-learning (Munadi, 2010). Mengemukakan e-learning dapat diartikan sebagai jenis bahan pembelajaran yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke peserta didik dengan menggunakan media internet. Karena hal itu sebagai tuntutan bagi seorang guru profesional. Sebagaimana menurut Kusnandar bahwa guru profesional adalah guru yang senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, serta senantiasa mengembangkan kemampuannya secara berkelanjutan, baik dalam segi ilmu yang dimilikinya maupun pengalamannya (Kusnandar, 2011). Dalam rangka peningkatan kualitas PJJ secara keberlanjutan beberapa hal penting yang harus diupayakan, antara lain, pertama, sekolah harus mulai meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran daring seperti infrastruktur penguatan jaringan internet, Learning Management System (LMS). Kedua, peningkatan kapasitas pendidik yang mendukung pelaksanaan PJJ, misalnya peningkatan kompetensi dalam menyiapkan media dan konektivitas serta pengelolaan pembelajaran dengan mengikuti berbagai pelatihan. Ketiga, perluasan dukungan platform teknologi secara berkesinambungan untuk mendukung PJJ. Dukungan berbagai platform teknologi untuk kegiatan pembelajaran diharapkan dapat terus berlanjut hingga setelah masa pandemi Covid-19 telah berakhir.

Beberapa upaya tersebut dilakukan untuk mempersiapkan agar PJJ dapat terlaksana secara optimal, bukan hanya dalam situasi pandemi saja, tetapi juga untuk peningkatan kualitas pendidikan di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Paradigma sistem pendidikan yang semula konvensional dengan mengandalkan tatap muka, maka dengan sentuhan teknologi informasi khususnya dunia cyber beralih menjadi sistem pendidikan jarak jauh yang tidak dibatasi oleh ruang, waktu, dan jarak, sehingga hubungan antara pembelajar dan pengajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja (Munir, 2009).

Proses pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan saat ini belum dapat disebut sebagai kondisi belajar yang ideal, melainkan kondisi darurat yang harus dilaksanakan. Masih terdapat berbagai kendala sehingga semua pembelajaran dapat optimal. Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak terkait melakukan berbagai upaya untuk dapat mengatasi permasalahan yang terjadi dalam PJJ, baik dari sisi regulasi, peningkatan kesiapan pendidik, serta perluasan jaringan dan akses sumber belajar, agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Namun demikian, upaya tersebut perlu terus ditingkatkan agar optimalisasi PJJ tidak hanya untuk kondisi darurat seperti saat ini tetapi juga untuk dilaksanakan dalam situasi normal sesuai dengan kebutuhan belajar. Pemerintah terus berupaya mendorong sinergitas berbagai sektor terkait agar upaya peningkatan kualitas pendidikan, baik dalam masa darurat Covid-19 maupun penyelenggaraan pendidikan keberlanjutan di masa depan dapat dioptimalkan.

https://www.kompasina.com/alfian_100801/60da89e106310e4a5a672db2/permasalahan-dan-hambatan-pembelajaran-jarak-jauh-daring-secara-garis-besar-bagi-para-pelajar-pada-masa-pandemi-covid-19-di-indonesia?page=all#section1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *